Kamis, 22 Agustus 2019

Haunted Room, Edisi Spesial Terbaik dari yang Terbaik



sarah ann pengarang novel fantasteen haunted room

Nadira mengguntingnya! Selendang merah itu berada di kamar 13, entah siapa pemiliknya.
Tanpa dia sadar, sosok menyeramkan mengamatinya dari belakang. Sorot matanya murka.
Kedekatan Naadira dan Bu Farin membawa mereka bertualang di Hotel Akasia, tempat penuh misteri.

Tempat berarsitektur unik itu menyuguhkan kisah seram bagi keduanya ketika harus menginap di Sukabumi. Informasi beredar bahwa pemilik hotel sarat dengan praktik perdukunan dan penuh dendam.
Mereka dijadikan korban selanjutnya. Benda yang mereka temukan itu ternyata bukan benda biasa, ada aura magis di dalamnya.
Rangkaian peristiwa menyeramkan harus dilalui Nadira bersama Bu Farin karena benda itu, selendang peninggalan seorang guru tari.

Buku Kesepuluh

Yuhuuuu!
Ini bukuku yang ke-10, sekaligus edisi spesial aku yang ke-3 (setelah The Doll dan Paranormal Angle) dari 4 buku yang aku kategorikan ada di edisi spesial.
Sebenernya, ini masih mengusung dua tokoh utama yang jadi jagoan dan andalan edisi spesial, yakni siswi SMA dengan salah satu ibu guru di sekolahnya.
Ibu guru itu punya karakter friendly, gaul, nyablak dan pokoknya jauh banget dari stigma guru yang biasanya kaku dan galak.
Novel ini mengambil tema penginapan angker. Ceritanya, Nadira dan Bu Farin di sana digangguin makhluk-makhluk yang ternyata punya maksud lain kepada mereka.
Nadira dan Bu Farin akhirnya harus saling menolong supaya sama-sama bisa keluar dari masalah ini dengan selamat.
Bagi Nadira yang enggak mau repot, hal ini jadi masalah besar—apalagi kunjungannya ke Sukabumi sama sekali bukan untuk mengurusi hal semacam ini.
Ketika Nadira ingin menyerah, Bu Farin yang biasanya bersikap kekanakan di depan Nadira secara tiba-tiba jadi sosok yang penyabar banget dan siap nguatin Nadira kapan pun.
Untuk ukuran guru, Bu Farin bahkan memperlakukan Nadira lebih baik dari sekadar murid kelas 2 SMA yang diajarnya.
novel fantasteen haunted room karya sarah ann
Buku kesepuluh karyaku. Novel Haunted Room.

Banyak Pembaca yang Baper
Di buku ini aku buat banyak adegan jump scare-nya. Tapi yang udah baca buku Haunted Room ini justru baper sendiri sama tokoh Nadira dan Bu Farin. Katanya so sweet-so sweet gimanaaa gitu. Chemistry-nya dapet.
Bahkan, lewat DM Instagram enggak sedikit yang bilang kalau mereka pengen punya guru kayak Bu Farin di sekolah mereka.
Hahaha. Aku ketawa aja. Tokoh Bu Farin dan semua pemeran utama guru di edisi spesial memang aku ambil dari salah satu guru matematika yang ngajar aku di sekolah selama 2 tahun ini (tentunya atas sepengetahuan dan persetujuan beliau ketika karakter beliau aku jadikan tokoh dalam novel fiksi).
“Sekolah enggak suntuk dan malesin lagi kali, ya, kalau gurunya tipe-tipe Bu Farin gini?” itu salah satu pertanyaan yang disampaikan ke aku lewat DM Instagram atau ketika aku buka sesi QnA di Instagram.
Bagiku sendiri, aku bikin Haunted Room memang ketika aku lagi suntuk, penat, dan banyak hal yang belum tersampaikan di dunia nyata. Akhirnya, aku rangkai dalam cerita di novel ini.
Jujur, awalnya aku mengira Haunted Room tidak akan sebagus The Doll dan Paranormal Angle dari segi cerita dan chemistry yang terbangun antara tokoh utama. Tapi ternyata justru sebaliknya.
By the way, berkat ini, netizen jadi pada ngefans dengan tokoh asli Bu Farin bahkan enggak jarang mereka nebak-nebak siapa itu Bu Farin yang sebenarnya.
Penasaran? Kepoin Instagram aku di @sarahannisaf atau beli aja bukunya dan temuin siapa sebenernya Bu Farin di bagian Thanks to.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar